November 29, 2013

Konsumen Cerdas Versi Gita Wirjawan

Civic and Economic - Kurang cerdaskah konsumen Indonesia? Kenapa? Karena konsumen "kita" lebih memilih buatan luar negeri yang cenderung murah ketimbang buatan dalam negeri. Padahal secara tidak langsung buatan dalam negeri kualitasnya tidak kalah dengan produk luar negeri. Begitulah ungkap Gita Wirjawan.

Siapakah Gita Wirjawan? Gita Wirjawan saat ini adalah sosok yang memangku jabatan Mendagri (Menteri Perdagangan Republik Indonesia). Pria berkelahiran Jakarta tahun 65 ini terlahir berdarah Jawa-Manado dari pasangan Almarhum Wirjawan Djojosoegito dan Paula Warokka Wirjawan yang berharap bungsu dari lima anak mereka adalah seorang perempuan. Mereka menyiapkan pernak-pernik baju bayi perempuan. Termasuk nama Gita. Tapi Tuhan berkehendak yang lahir adalah seorang lelaki pemimpin. Akhirnya diberilah dia nama 'Gita Irawan Wirjawan'.

Pada usia 13 tahun sang ayah memintanya belajar piano klasik. Dia kemudian tak sengaja mendengar musik yang diputar kakaknya. Dia menikmati Earl Klugh, Dave Brubeck, Wes Montgomery, Duke Ellington, hingga raja jazz Miles Davis hingga kini dia dikenal sebagai penikmat dan pemain musik handal. Gita menghabiskan masa remaja di Bangladesh dan India mengikuti orang tuanya karena ayahnya yang dokter ahli kesehatan masyarakat diberi tugas sebagai perwakilan Indonesia di WHO.

Di dua negara itu, dia serius memupuk cita-cita kecilnya menjadi seniman. Masa-masa sekolahnya dihabiskan untuk menekuni banyak pelajaran musik dan olahraga. Gita senang bermain basket, bulutangkis, renang dan sepak bola. Dia sempat serius bermain bulutangkis hingga pernah menjadi juara beberapa kompetisi bulutangkis regional di India.  Kesenangannya bermain bulutangkis memberinya semangat dan bekal dalam memimpin PBSI. Kurang dari setahun, prestasi badminton Indonesia menunjukkan kebangkitan, terutama dalam ganda.

Hingga akhirnya dia terbang ke Amerika Serikat untuk melanjutkan kuliah. Kini ia menjadi Mendagri dan termasuk salah satu menteri termuda dalam kabinet Indonesia bersatu jilid II. Darah mudanya yang masih menyala membuat gita terbakar semangat untuk memperbaiki Negara. Pengalamannya yang matang dalam memimpin beberapa jabatan membuatnya mampu berkata yang muda yang bergerak. ayo gita bisa!
Berani lebih baik jargonnya kini. Saya pernah mendengar satu pepatah yang sejalur dengan jargon ini

"Satu hari menjadi singa lebih baik daripada seumur hidup menjadi domba"
Pilihan yang sama ketika achiles pergi ke medan tempur di kota troya. Indonesia bisa berubah walaupun sedikit demi sedikit. Hanya dibutuhkan keberanian untuk melangkah, setapak demi setapak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar