Angin terus bertiup diiringi butir-butir halus air yang tersebar rata, halus hingga sentuhannya terasa segar masuk ke pori-pori. langit mendung putih susu. namun, keputihannya lambat laun berubah menjadi hitam dan begitu menakutkan. Guruh pun mulai bernyanyi, lagi, lagi, dan lagi, nadanya terus menanjak seakan sedang membawakan irama kematian.
cerpen selengkapnya >>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar