Maret 21, 2009

Empati, sudut hati yang semakin terkunci

PANDI @ Djarum Black blog Competition - Mungkin anda pernah mendengar istilah Simpati, tentu saja simpati yang satu ini bukanlah merk dari salah satu kartu Global System for Mobile (GSM) akan tetapi sebuah status dari perasaan suka kita terhadap orang lagi. lain halnya dengan antipati yang justru adalah kebalikan 100% dari simpati, di tengah keduanya simpati dan antipati ada satu istilah yang jarang sekali disebutkan. memang istilah ini tidaklah terlalu populer dan sepertinya jarang digunakan juga.



Masih ingat dengan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) zaman dulu, dikala ujian pertanyaannya selalu membosankan dan cenderung diulang. semuanya seputar mempersilahkan kakek/nenek untuk lebih dulu duduk di tempat duduk ketimbang kita, saling menghormati dan tolong menolong. Memang tidak ada hubungannya antara PMP dan kata Empati namun mungkin akan menjadi enter point yang pas dalam membicarakannya.

Empati dalam kamus besar bahasa indonesia berarti

keadaan mental yg membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yg sama dengan orang atau kelompok lain

Jika melihat arti kata dari empati yang ada pada KBBI mungkin akan sangat berlebihan. tapi memang seperti itulah apa yang diungkapkan oleh kamus dan gw nggak melebih-lebihkannya sedikitpun. Kegelisahan yang terjadi adalah ketika kata ini menjadi kehilangan arti dalam lingkungan kota besar seperti jakarta. bukan tidak ada, akan tetapi sangat jarang ditemui. mungkinkan memang sudah menjadi kepastian dalam sebuah kota megapolitan seperti jakarta "kata empati" ditempatkan di dalam hati dan dikunci. semua hal menjadi nihil dan tidak memiliki arti. seorang teman tidak lagi memperdulikan keadaan temannya, seorang ibu tidak lagi memperdulikan anaknya, atau mungkin seorang insan tidak lagi memperdulikan dirinya.

untung saja sore itu ketika saya duduk saya duduk sendirian, ada seorang teman yang menanyakan keadaan. dia bercerita, bagaimana kehidupan dia yang selalu dicaci orang, bagaimana dia menceritakan seluruh isi hatinya kepada tuhan ketika dia sholat malam, satu hal yang dia teriakan, life will not be better without struggle, percaya diri kuncinya. mungkin tidak akan ada kata empati lagi, namun waktu terus berjalan dan untuk kita yang hidup di tengah arus kota, waktu akan terus berjalan dengan atau tanpa diri kita. BERJUANGLAH!
______________________
pandi for Djarum Black Slimznation
images: courtesy of images.google.com

4 komentar:

  1. waaaah.. template-nya baruuuuuu.. lebih bagus.. :D


    hmm.. empati.. gue pernah bilang di blog gue yg lama kalau semakin lama gue semakin kehilangan rasa empati itu.. ntah karena semakin bertambah usia yang membuat masalah yang di hadapi makin banyak sehingga keperdulian berkurang? atau ada alasan lain.. entah.. :)

    BalasHapus
  2. banyak faktor juga sih... nggak di desa nggak dikota.. makanya ... kata empati semakin langka :D

    BalasHapus
  3. kayanya kita perlu benahin diri....biar hati lebih terbuka....dan bisa berempati lagi..

    BalasHapus
  4. yep saatnya benah benah mumpung hari minggu (woot)

    BalasHapus